Selasa, 8 Agustus 2023 – 18:22 WIB
JAKARTA – Marak polusi udara yang buruk di Ibu kota Jakarta diduga menuai berbagai dampak buruk pada kesehatan masyarakat, termasuk anak-anak. Dokter menegaskan bahwa polusi udara yang tak tertangani sama seperti paparan rokok sehingga menyebabkan anak berisiko malnutrisi hingga stunting.
Baca Juga :
Polusi Udara dan Perubahan Iklim Jadi Sorotan DPR dengan Observer Norwegia
Malnutrisi kerap dikaitkan dengan stunting. Nyatanya, malnutrisi mengacu pada kondisi ketidakseimbangan nutrisi dalam tubuh, baik kekurangan maupun kelebihan. Di Indonesia, prevalensi malnutrisi terus meningkat setiap tahunnya, dengan dampak pada stunting yang diderita anak. Namun, apa kaitannya stunting dan polusi udara sendiri?
“Hubungannya (polusi dan stunting pada) Infeksi saluran napas atas (ISPA), anak sakit berulang,” ujar dokter spesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik RS Pondok Indah – Puri Indah, dr. Novitria Dwinanda, Sp. A., dalam diskusi media di Jakarta, Selasa 8 Agustus 2023.
Baca Juga :
Asap Rokok Penyebab Utama Polusi dalam Ruangan, Ini Dampaknya Pada Kesehatan
Menurut dokter Novitria, polusi udara sendiri terdiri dari berbagai zat berbahaya yang berasal dari kendaraan bermotor, asap rokok, hingga limbah pabrik. Paparan zat berbahaya yang bebas dihirup masyarakat, termasuk anak-anak ini, menyebabkan iritasi pada sistem pernapasannya seperti paparan langsung asap rokok pada anak.
Baca Juga :
Sederet Publik Figur Tanah Air Ramai-ramai Teriak Soal Kualitas Udara yang Buruk
“Seperti paparan asap rokok pada anak. Anak jadi iritasi, bronkitis, infeksi paru berulang, pilek berulang,” tuturnya.
Ada pun kualitas udara di DKI Jakarta sedang sangat buruk dengan terpantau dari catatan di laman IQ Air. Berdasarkan catatan bahwa kualitas udara di ibu kota termasuk zona merah sehingga membahayakan masyarakat. Zona merah itu berarti sebagai tanda bahwa level udara tersebut sudah tidak sehat dengan air quality index (AQI) yang jauh di atas pedoman dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). Akibatnya, sakit berulang yang dialami anak membuat nutrisi yang dibutuhkan tak mencukupi.
Halaman Selanjutnya
“Anak sakit nggak mungkin mau makan. Jadinya, nutrisi anak tidak cukup. Kaitan polusi udara dan stunting ya di sini,” terangnya.
Quoted From Many Source